Penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) Sebagai Media Dalam Memantau Perkembangan Anak

Elly Susilawati, Elly and Yanti, Yanti and Findy Hindratni, Findy (2022) Penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) Sebagai Media Dalam Memantau Perkembangan Anak. Taman Karya, Pekanbaru. ISBN 9786233252645

[img] Text
ISI BUKU PENGABMAS 2022 B5-ISBN LENGKAP.pdf

Download (3MB)

Abstract

Salah satu rangkaian kegiatan berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan balita secara optimal yang digulirkan pemerintah adalah Program Bina Keluarga Balita (BKB) Kegiatan BKB adalah salah satu dari bagian program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang balita melalui rangsangan fisik, motorik kecerdasan, emosional dan sosial ekonomi dengan sebaik-baiknya merupakan salah satu upaya untuk dapat mengembangkan fungsi-fungsi keluarga. Gangguan tumbuh kembang pada anak didasarkan pada hasil dari 3 pengukuran, yaitu tinggi badan, berat badan, dan usia. Dari 3 pengukuran tersebut, dapat diambil 3 parameter, yaitu stunting (tinggi badan tidak sesuai dengan usia, biasa disebut pendek), underweight (berat badan tidak sesuai dengan usia, biasa disebut berat badan kurang), dan wasting (proporsi antara berat badan dan tinggi badan yang tidak ideal). Gangguan atau penyimpangan dalam perkembangan pada bayi dan balita antara lain : Gangguan/kelambatan motoric baik motoric kasar maupun motoric halus, Gangguan/kelambatan bicara dan Bahasa, Gangguan mental emosional, Gangguan interaksi social dan kemandirian, Gangguan daya denganr, Gangguan daya lihat. Skrining perkembangan penting dilakukan seiring tumbuh kembang anak. Skrining ini dilakukan pada usia 9, 18, 24 atau 30 bulan. Alat skrining memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi dalam mengenali keterlambatan perkembangan dan masalah perilaku. Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP rutin adalah adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang 2 terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada umur 9 bulan. Bila anak berusia di antaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia. Contoh: bayi umur 7 bulan maka digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining mJaka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru dan TK dan petugas PAUD terlatih. Pemantauan perkembangan usia balita dipengaruhi oleh usia kehamilan, nutrisi, penyakit yang dialami seperti cacingan, stimulasi dan dukungan emosi dari keluarga. Kemudian ada Uji tapis dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dan Uji tapis berupa Denver II atau Bailey Infant Neurodevelopmental Screener/BINS

Item Type: Book
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Depositing User: elly susilawati pkr
Date Deposited: 06 Jan 2023 02:17
Last Modified: 06 Jan 2023 02:17
URI: http://repository.pkr.ac.id/id/eprint/3326

Actions (login required)

View Item View Item