Pengaruh Konsumsi Susu dan Telur Terhadap Kandungan Pyridinium Crosslinks Urin Anak Stunting Usia 4 - 6 Tahun

Aslis Wirda Hayati, 197008282001122002 and Fauzi 'Arasj, 195901011984011001 and Mangapul Banjarnahor, 4002125901 (2018) Pengaruh Konsumsi Susu dan Telur Terhadap Kandungan Pyridinium Crosslinks Urin Anak Stunting Usia 4 - 6 Tahun. Poltekkes Kemenkes Riau. (Unpublished)

[img] Text
9 Laporan_Pengaruh Konsumsi Susu dan Telur.pdf

Download (4MB)

Abstract

Anak usia 4-6 tahun dikategorikan ke dalam masa kanak-kanak awal. Pada usia tersebut, anak menjadi konsumen aktif yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Mereka berbeda dengan anak usia kurang dari 4 tahun yang merupakan konsumen pasif yaitu anak menerima makanan apa yang disediakan ibunya atau pengasuhnya (Proverawati & Erna, 2010). Kemenkes RI (2007) melaporkan bahwa lebih dari setengah anak usia 3 – 5 tahun termasuk stunting. Mengetahui gangguan pertumbuhan linier sejak anak berusia 4 – 6 tahun akan memperbesar peluang untuk dapat melakukan perbaikan sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang normal. Untuk melihat sensitivitas pyridinium crosslinks urin sebagai biomarker pertumbuhan linier (stunting) maka perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh pemberian makanan tinggi protein berupa susu dan telur terhadap kandungan pyridinium crosslinks urin anak stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu dan telur terhadap kandungan Pyridinium Crosslinks (Pyd) urin anak stunting usia 4 – 6 tahun. Penelitian dilakukan di salah satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Jumlah subjek penelitian sebanyak 25 orang. Subjek tersebut diberi perlakuan yaitu diberi susu setiap hari dan telur sebanyak empat butir dalam satu minggu. Rancangan penelitian ini adalah pre dan post test. Lama pemberian perlakuan yaitu 4 bulan. Pyd dan creatinin urin subjek dianalisis di Laboratorium Klinik Prodia Jakarta menggunakan Spektrofotometer. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Oktober 2018. Tinggi badan diukur menggunakan microtoa, berat badan menggunakan timbangan injak digital, kandungan Pyd menggunakan kit. Karakteristik subjek, orang tua dan sosial ekonomi rumah tangga dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan melakukan wawancara. Status gizi diolah menggunakan WHO AnthroPlus 2007, pengolahan data lainnya menggunakan program Excel 2007 dan SPSS 20.0 for windows. Rata-rata perbedaan antara tinggi badan subjek sebelum dan setelah intervensi adalah sebesar 1,913 cm. Kandungan pyridinium crosslinks urin subjek sebelum dan setelah intervensi berturut-turut yaitu 16,9 ± 6,7 (5,1 : 29,8) dan 15,9 ± 7,0 (9,1 : 43,6). Ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata tinggi badan dan kandungan Pyd subjek sebelum dengan sudah intervensi, namun semua subjek masih dalam kategori stunting. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih banyak untuk pembuktian secara epidemiologi (minimal sampel 150 orang). Selanjutnya, perlu dilakukan penelitian dengan mengukur kandungan Pyd sebelum dan setelah diberikan intervensi kepada subjek berusia yang lebih besar yaitu kelompok remaja awal 10 – 14 tahun untuk menilai sensitifitas Pyd sebagai biomarker yang convincing dan non invasif.

Item Type: Other
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Depositing User: Aslis Wirda Hayati PKR
Date Deposited: 13 Apr 2023 00:34
Last Modified: 13 Apr 2023 00:34
URI: http://repository.pkr.ac.id/id/eprint/3429

Actions (login required)

View Item View Item